Apa Sih, Yang Tak Bisa Dilakukan Demi Cinta

Demi cintanya, Jamie Nieto melakukan keajaiban pada saat hari pernikahannya. ia mampu menggerakkan kakinya yang lumpuh!

Pelayan yang Baik Hati dan Laki-Laki Tua Bertangan Buntung

Pelayan restoran cepat saji ini sungguh berhati mulia. Apa yang ia lakukan mendapat pujian dari netizen di seluruh dunia.

Gelandangan yang Menjadi Pahlawan

Meski gelandangan, wanita ini telah menyelamatkan sebuah toko kosmetik dari kemalingan. Ia pun mendapat banyak simpati dari netizen

Dahulu Baralek, Sekarang Pesta

Banyak perbedaan yang kita temui dalam acara baralek atau yang disebut pesta antara Zaman dahulu dengan Zaman sekarang. Apa saja perbedaan itu, yuk, disimak artikelnya.

Anda Pasti Terharu, Mengapa Pemilik Restoran Ini Menutup Usahanya

Dia adalah laki-laki istimewa dan sangat disayangi para pelanggan. Sesuatu tiba-tiba mengubah jalan hidupnya. Yuk, kenalan dengan dengan sosok yang bernama Tim Harris ini

Tampilkan postingan dengan label Inspiring News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspiring News. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Juli 2017

Apa Sih Yang Tak Bisa Dilakukan Demi Cinta?


Mantan atlit lompat tinggi olimpiade asal AS, Jamie Nieto, melakukan suatu hal penting karena cinta dan sebuah janji yang ia ucapkan pada sang kekasih, seorang atlit lari halang rintang Jamaica, Shevon Stoddart, untuk melakukan hal yang mustahil pada hari pernikahannya, yakni: berjalan.
Jamie Nieto mengalami cedera parah setelah kecelakaan bulan April 2016 lalu. Ia menderita cedera saraf tulang belakang yang menyebabkan lumpuh sebagian tubuhnya.
Meski pihak medis tidak bisa memastikan apakah Nieto, 40 tahun akan bisa berjalan lagi, ia mengatakan bahwa tak ada keraguan dalam pikirannya kalau ia akan sembuh total pada suatu hari nanti.
“Aku merasa tidak terlalu cepat. Aku ingin menjadi lebih baik. Aku akan membuatnya lebih cepat, tidak mau terlalu lambat. Tapi aku berusaha menjadi pejalan sebaik aku bisa.” Begitu ucap Nieto pada Associated Press
Pada hari Sabtu, Nieto sungguh-sungguh berjalan dengan kedua kakinya ketika masuk ke gereja di San Diego, memegang orang yang dicintainya saat menuju altar. Sementara Stoddart menyanyikan lagu balada ‘Because You Loved Me’-nya Celine Dion. Ketika mereka mengucapkan sumpah, deraian air mata pun tumpah orang yang mereka cintai pun tumpah di deretan bangku di depan altar.  Teman dan kerabat yang berkumpul bertepuk tangan dan memberikan pujian.

Dukungan kuat Stoddart juga membantu Nieto bangkit melawan penyakit yang ia alami. Pasangan tersebut pertama kali bertemu sekitar tahun 2010, saat keduanya tampil dalam sebuah audisi iklan TV
“Aku hanya berkata, Hai,” Nieto mengenangnya. Meskipun Stoddart yang berhasil mendapatkan peran di audisi itu, tak ada perasaan kecewa; keduanya tertap berhubungan via Facebook, dengan Nieto menyarankan pada satu hal kalau mereka sebaiknya mengadakan makan malam setelah pertemuan awal tersebut. Hubungan mereka berkembang semenjak itu.
Kemudian, kecelakaan tersebut awalnya menyebabkan ia tak merasakan tangan dan kakinya. “Kami membicarakan perkawinan sebelum musibah itu terjadi, dan saat aku kecelakaan, jelas bagiku,’apalagi yang kami tunggu?’ Kau tak akan pernah tahu- kau bisa saja meninggal besok,” ujarnya. “Aku menanyakan apakah ia siap menikah sekarang atau menunggu hingga aku pulih.”
Stoddart mendukung Nieto melanjutkan proses pemulihannya.

“Aku terus menyemangatinya,” ujar Stoddart dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AP. “Setelah dia bisa berjalan menuju altar, Aku mulai suka, ‘OK, sekarang lari.’ Aku terus mendorongnya sehingga ia bisa menjadi yang terbaik yang ia bisa.


Sumber berita dan gambar di ambil di sini

Kamis, 17 Maret 2016

Toko Pizza Ini Dibanjiri Pembeli Karena...


Adalah Walter Gloshinski dan istri, Judy, membuka sebuah toko Pizza di Reno, Nevada, yang diberi nama The Pizzeria. Apa yang istimewa toko ini? Apakah Pizza yang mereka jual spesial? Tidak! Pizza yang mereka jual seperti pizza pada umumnya dan kue pie khas New York. Yang mereka tawarkan adalah senyum dan harapan bagi orang yang berkebutuhan khusus.

“Kami melakukannya karena ini memang harus dilakukan, di luar sana tak ada pekerjaan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, jadi mereka bisa jadi pengangguran,” ujar Gloshinski pada ABC News.

Gloshinski bekerja sebagai guru pendidikan khusus di Texas, California, dan Ohio selama 25 tahun dan menciptakan program di mana anak-anak berkebutuhan khusus mampu bekerja di toko roti dan pizza. Ia mengatakan sistem pendidikan di AS tidak menyediakan  pendidikan yang cukup bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Setelah berhenti jadi guru bulan Oktober lalu, Gloshinki memutuskan melanjutkan pembelaannya di sektor swasta.

“Kami memutuskan membuka Pizzeria, dan kami melakukan ini dengan uang kami sendiri. Setiap orang selalu berpikir  bahwa orang lain akan  merawat orang berkebutuhan khusus,” ujar Gloshinski.
Pasangan suami istri tersebut mendapat pinjaman 300 ribu dolar untuk memulai usaha Pizzeria, dan dukungan masyarakat sungguh luar biasa. Pizzeria ramai dikunjungi pembeli, hingga Gloshinski terpaksa menutup tokonya lebih awal karena kehabisan adonan pizza. Banyak yang antri di luar toko sebelum toko dibuka, dan setiap meja segera penuh dalam hitungan menit.

The Pizzeria mempekerjakan enam orang karyawan; Gloshinski dan istrinya, dua orang chef sukarelawan, dan dua orang pekerja berkebutuhan khusus.

Gloshinski juga mengatakan dia berharap suatu hari nanti membuat program pensiun  bagi karyawannya. 

Senin, 07 Maret 2016

Zhao Delong, Kisah Anak yang Berbakti


Kalau ada anak yang berbakti pada orangtua, maka, Zhao Delong, termasuk di antaranya. Pemuda yang masih duduk di bangku kuliah ini berasal dari sebuah propinsi di lembah sungai Kuning China Tengah. Setiap berangkat kuliah, ia selalu membawa ayahnya yang lumpuh bersamanya ke kampus. Sembari menuntut ilmu ia merawat sang ayah.

Zhao sendiri menderita polio semenjak kecil, tapi orangtuanya berjuang untuk mengobati Zhao. Setelah menjalani operasi, Zhao akhirnya mampu berjalan.

Sayang sekali, nasib mujur tak selamanya menghampiri Zhao. Kehidupannya berubah menjadi lebih buruk tak lama setelah mendaftar di perguruan tinggi. Ayahnya jatuh sakit dan akhirnya lumpuh. Ibunya tidak mampu menghadapi situasi ini dan akhirnya mengalami depresi mendalam.


Zhao Delong membalas jasa dan kasih sayang orangtuanya sama persis seperti ketika ia pincang saat kanak-kanak. Dia memutuskan untuk membawa ayahnya ke kampus bersamanya agar senantiasa bisa merawatnya.

Setiap hari, Zhao membantu ayahnya. Membasuh mukanya, menggosok giginya dan menyisirkan rambutnya. Ia juga memasakkan makanan  dan menolongnya melakukan latihan.

Pihak universitas telah mengalokasikan sebuah ruangan khusus untuk Zhao dan ayahnya sehubungan dengan masalah yang mereka hadapi.


“Ayah sudah merawatku. Sekarang ia sakit, aku tidak bisa meninggalkannya sendirian,” ujar Zhao kepada wartawan seperti dikutip pada laman Shanghaiist.


Zhao Delong,  sungguh seorang seorang pemuda yang berhati mulia. Perilakunya bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan kisah si Malin Kundang. Semoga ia mempunyai masa depan yang gemilang dan jadi panutan. Semoga beruntung, Zhao!

Minggu, 28 Februari 2016

Untuk Para Pria, Belajarlah dari Kakek ini!


Pertanyaan untuk Anda para pria. Seberapa peduli Anda dengan istri Anda? Mungkin anda yang baru beberapa tahun hidup bersama dengan wanita yang yang anda pilih  menjadi ibu anak-anak anda, perhatian Anda bisa jadi tidak berkurang, sama seperti di kala masa pacaran. Tapi tak sedikit kepedulian yang ditunjukkan, sedikit demi sedikit tergerus oleh waktu.

Seperti cerita yang sering saya dengar. Bila masa pacaran, bila sang kekasih terpeleset karena jalan licin atau terantuk batu, biasanya si pria dengan cepat menolong dan mengelus kaki pasangannya dengan mesra seraya berkata,

“Aduh, sakit, ya, sayang? Sini aku obati.”

Setelah beberapa tahun menikah, bila kejadian yang sama terulang, ucapan yang mungkin keluar dari mulut si pria adalah,

“Hati-hati dong, kalau jalan liat-liat!”

Dan seiring waktu, bila telah belasan tahun menikah, dan kejadian yang sama terjadi, tak sedikit para pria mengomeli istrinya dengan ucapan,

“Makanya, jalan tuh yang bener! Kepleset kan jadinya!”

Ada perubahan sikap sebagian orang dalam merespon peristiwa yang dialami oleh pasangan. Mengapa itu bisa terjadi? Apa karena sudah tidak cinta? Saya rasa tidak, tapi justru karena kita terlena dan menganggap biasa saja rasa yang ada di hati setelah sekian lama hidup bersama.

Nah, peristiwa ini bisa Anda jadikan renungan. Peristiwa ini diabadikan dan dishare di FB Love What Matters, dan menjadi viral, disukai oleh ribuan orang. Foto itu dilengkapi dengan keterangan yang sangat menyentak,

“Sang Kakek sedang menolong istrinya memilih peralatan make up yang sesuai dengan warna kulitnya. Si Nenek kewalahan menemukan make up yang cocok untuk dirinya dan sang suami sangat membantu. Ternyata si nenek mengalami momen ‘gadis ABG labil’, panik berjuang memilih kosmetik yang ‘cucok’ untuk dirinya. Saat itulah si Kakek datang dan menenangkan si Nenek, membantunya menemukan warna yang sesuai untuk orang yang disayanginya dan kemudian mencium kening si Nenek. Wow, it’s so romantic, ya? Tapi itulah yang terjadi, cara yang sederhana menunjukkan cintanya yang besar pada si Nenek. Ini merupakan sebuah peringatan yang sempurna, bahwa usia boleh saja menua, tapi tidak dengan cinta...

Ah, saya jadi ingat sebuah ungkapan lain,

“True love isn’t Romeo and Juliet who died together. It’s Grandma and Grandpa who grew old together.”


Oh, so sweet!

Jumat, 26 Februari 2016

Jackie Ying, Muslimah Peraih Penghargaan Top Scientific Achievement Award


Apa istimewanya perempuan yang bernama lengkap Jackie Yi-Ru Ying ini? Mungkin kita melihat penampilannya yang berhijab dengan mata sipitnya. Sebagian kita hanya terbiasa melihat perempuan berhijab dengan wajah Melayu, atau tipikal perempuan khas Asia Tenggara,  atau berwajah Arab, Asia Selatan, terkadang perempuan Afrika Utara.

Tapi sesungguhnya Jackie Ying punya prestasi akademis yang bisa menginspirasi banyak perempuan muslim lainnya. Ia pribadi muslimah yang mengesankan, menambah daftar Muslimah yang berprestasi hebat.

Jackie Y. Ying lahir tahun 1966 di Taipei, dibesarkan di Singapura dan New York di mana muslim jadi Minoritas. Ia mengenyam pendidikan di Raffles Girl’s School, sekolah  menengah paling top di Singapura. Usia 15, keluarganya pindah ke New York, dan di sana ia lulus dengan prediket B.E summa cum laude jurusan Teknik Kimia dari The Cooper Union tahun 1987. Kemudian ia melanjutkan ke universitas bergengsi, Princeton University, sebuah universitas swasta berbasis riset yang termasuk dalam Ivy League dan mendapatkan gelar MA tahun 1988 dan PhD tahun 1991. Tahun 2001, ia menjadi profesor penuh di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Jackie Ying menjadi profesor penuh termuda dalam sejarah MIT.

Seperti dilangsir dari mvmuslim, saat ini Jackie Ying menjabat Direktur Eksekutif di Institute of Bioengineering and Nanotechnoogy (IBN), Singapura. Ia mendapat sejumlah penghargaan penelitian. Ia juga menempati posisi strategis lain diantaranya sebagai dewan penasehat di  Scientific Advisory Boards of Molecular Frontiers and King Abdullah University of Science and Technology Catalysis Center, profesor kehormatan di King Saud University (Saudi Arabia), Jilin University (China), Sichuan University (China) and Nanyang Technological University (Singapura).

Bukan itu saja, Prof. Jackie Ying juga menjabat sebagai Editor-in-Chief di Nano Today, sebuah jurnal akademik khusus ilmu dan teknologi nano, 340 publikasi di jurnal terkemuka, punya lebih dari 150 paten, sebagian besar sukses diterapkan secara komersial oleh perusahan multinasional dan start-up. Salah satu perusahan yang didirikannya, SmartCells, Inc, telah mengembangkan sebuah platform teknologi yang mampu mengatur sendiri pelepasan Insulin yang tergantung pada kadar glukosa darah.

Ini sebuah sistem pengantaran obat yang melingkupi kebutuhan untuk pemantauan glukosa darah dengan menusuk jari. Dibanding menggunakan injeksi, insulin dengan cara ini bisa diantarkan secara oral (lewat mulut) atau dengan saluran pernapasan. Keren kan?

Atas prestasinya, Jackie Ying diganjar Mustafa Prize “Top Scientific Achievement” tanggal 24 Desember 2015.

Jackie Ying memeluk Islam 12 tahun lalu. Baginya Islam adalah agama yang simpel dan masuk akal, dan ia menemukan kaitan yang kuat antara  biologi dan bagaimana biologi dengan sang pencipta. Setelah melaksanakan Umrah tiga tahun lalu ia memutuskan berhijab tanpa ada halangan.


Ujarnya kepada Strait Times, “ bagiku, ini kewajiban agama, apa yang dilihat dan dikatakan orang lain tak masalah. Aku ingat ketika beberapa orang rekan barat pertama kali melihatku, mereka pikir aku sedang pergi ke pesta! Bosku bercanda kalau ia perlu sidik jariku untuk meyakinkan ini benar-benar aku. Tak ada reaksi negatif sama sekali.”


foto: mvmuslim.com

Rabu, 24 Februari 2016

Pelayan yang Baik Hati dan Laki-Laki Tua Bertangan Buntung


Ada seorang pelayan yang bekerja di sebuah restoran cepat saji Jolibee Agoo di Agoo, La Union, Filipina. Namanya Jemcy Garcia Carino. Apa yang dilakukannya mendapat pujian dari orang-orang seluruh dunia setelah dia difoto sedang menyuapi seorang pria tua yang memesan makanan di restoran tempatnya bekerja.

Seorang perempuan bernama Marie Zelda Idelle Biteng berbagi kisahnya di facebook. Ia melihat seorang pria tua makan di sebuah meja dengan merundukkan kepalanya ke meja sehingga bisa menjangkau makanan di piring dan memasukkannya ke dalam mulut. Tindakan tersebut ia lakukan karena tidak memiliki tangan layaknya manusia normal alias kedua tangannya buntung. Meskipun terlihat kesulitan, tapi pria tua itu sama sekali tidak mengeluh.

Memperhatikan kesulitan yang dihadapi pria tua nan malang itu, Jemcy Garcia Carino, pelayan restoran cepat saji itu segera menuju meja pak tua tersebut tanpa ada yang memintanya apalagi disuruh. Pemuda berhati mulia itu langsung menyuapi laki-laki tua itu dengan sabar dan penuh kasih.

Pengunjung yang ada di Jolibee langsung merasa simpati padanya, dan Marie Zelda sempat mengabadikan peristiwa tersebut dan mempostingnya di facebook. Dalam waktu singkat postingan tersebut langsung menjadi viral dan di-like ratusan ribu orang.

Ah, betapa mulianya hati Jemcy Garcia ini. Sifatnya yang melayani dengan tulus tanpa membedakan pelanggan  membuat orang-orang jatuh hati padanya. Banyak yang mendoakan semoga ia menemukan kesuksesan di masa yang akan datang.

Senin, 22 Februari 2016

Perjalanan Panjang Seorang Pemuda Menolong Orang yang Tak Dikenalnya


Mungkin sebagian kita menganggap langkah yang diambil oleh Eugene Yoon, pemuda 28 tahun, suatu hal yang aneh. Ia awalnya bekerja di sebuah perusahaan  riset di California Utara. Kehidupan yang nyaman sebetulnya. Tapi ia memutuskan untuk berhenti demi membantu orang yang tidak dikenalnya sama sekali.
Eugene merasa terpanggil untuk melakukan suatu kebaikan. Ia ingin menolong seseorang, tapi ia sendiri tidak tahu, siapa dan apa yang akan ditolongnya. Yang ia tahu ia harus menolong seseorang dan merubah nasib orang itu. Keinginan tersebut terus hinggap di benaknya. Dua bulan ia berusaha menolak karena pemikiran itu terasa aneh hingga secara kebetulan ada sebuah video di halaman facebooknya.
Video seorang pria yang tidak pernah Eugene temui. Pria itu bernama Arthur Renowitzky, pria yang lumpuh kakinya. Arthur lumpuh setelah peristiwa perampokan yang dialaminya delapan tahun lalu. Ia ditembak oleh perampok dan semenjak itu ia menderita kelumpuhan. Dalam video itu Arthur tetap bersemangat dan bersumpah, suatu hari nanti ia akan bisa berjalan lagi.
Setelah Eugene mengetahui hal itu, ia segera menghubungi Arthur dan ingin menolongnya. Yang membuat Anda bertanya adalah, bagaimana cara Eugene menolongnya? Ia pun sebenarnya tidak tahu bagaimana cara menolong Arthur agar bisa berjalan lagi.
Akhirnya, Eugene mempelajari tentang rangka buatan yang bisa membuat orang berjalan lagi. Sayang sekali, harganya $80 ribu atau sekitar 1, o8 milyar rupiah.
Eugene pun berhenti dari pekerjaannya dan mulai mulai melakukan aksi jalan kaki mulai dari perbatasan California-Meksiko hingga Kanada. Sepanjang perjalanan, ia memposting video petualangannya dan mengajak orang menyumbang di media sosial. Hingga, perjalanannya sampai di pertengahan negara bagian Washington, aksi pengumpulan dana itu pun tercapai.
Demi membantu seseorang yang tidak dikenalnya!
Seperti dilangsir dari laman CBSNews, Arthur pun sangat senang sekali.

“Ia berhenti dari pekerjaannya, dan aku berhutang budi padanya karena telah membantuku bisa berjalan kembali. Aku sangat bersyukur punya sahabat seperti dia.”
Ah, mulia sekali hati Eugene Yoon ini, ya?


Foto: CBS News

Kamis, 18 Februari 2016

Ada Cinta di Taman Bunga

Taman yang berlokasi kota Shintomi, prefektur Miyazaki, Jepang, dikunjungi sampai 7 ribu orang pada musim semi akhir Maret hingga April saat bunga Shibazakura mekar membentuk lautan karpet berwarna pink. Sebenarnya ini bukalah taman umum tapi kediaman pribadi Bapak dan Ibu Kuroki. Alasan orang ke sini sebenarnya tidak sepenuhnya untuk melihat hamparan bunga yang indah, melainkan juga karena ada kisah cinta dibalik keberadaan taman.

Dulunya tempat itu berupa peternakan sekaligus rumah bagi pasangan suami istri Kuroki, setelah menikah tahun 1956, mereka memelihara 60 ekor sapi sembari membesarkan 2 orang anak. Sungguh merupakan kehidupan yang berat dengan harapan suatu hari nanti, bila masuk masa pensiun, mereka akan punya uang untuk keliling Jepang.


Setelah 30 tahun menikah, ternyata nasib berkata lain. Ibu Kuroki mengalami masalah dengan matanya, dan tak lama ia tak bisa melihat dengan jelas. Hal ini disebabkan diabetes yang dideritanya.
Tentu saja Ibu Kuroki sedih, ia merasa hidupnya telah berakhir. Ia putus harapan tak akan bisa keliling Jepang mewujudkan impian mereka. Ia mulai menutup diri dari dunia dan mulai mengurung diri. Perubahan sikap Ibu Kuroki membuat suaminya ikut sedih. Ia mulai berpikir kalau mereka dikunjungi paling tidak satu atau dua tamu sehari, pastilah istrinya akan keluar dari kamarnya.

Suatu hari Pak Kuroki melihat bunga Shibazakura  lagi mekar di sebuah taman. Yang membuatnya tertarik tidak hanya keindahannya tapi juga aroma bunga yang memikat. Ia mulai berpikir, seandainya mampu membuat taman yang dipenuhi bunga, istrinya masih bisa menikmati keindahannya, dan orang mungkin datang berkunjung, dan itu bisa membuat istrinya tersenyum lagi.

Menurut Sunny Skyz perlu 2 tahun bagi Pak Kuroki menanam lautan bunga berwarna pink cerah yang mengelilingi rumahnya. Sekarang setelah sepuluh tahun berlalu, taman itu menarik wisatawan dari kota sekitarnya dan bahkan dari luar propinsi. Pengunjung juga berharap bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu Kuroki yang sering berjalan-jalan di sekitar taman.


Jika anda berkesempatan berkunjung ke sana saat ini, anda akan melihat Pak Kuroki telah kembali membawa keceriaan di wajah istrinya, dengan bantuan pengunjung dan bunga-bunga.

foto: Sunny Skyz.

Anda Pasti Terharu, Mengapa Pemilik Restoran Ini Menutup Usahanya.



Yuk, kenalan sama Tim Harris. Dia adalah seorang laki-laki istimewa pemilik restoran yang sangat disayangi orang sekitarnya. Restoran itu bernama “Tim’s Place” yang berlokasi di Albuquerque, New Mexico. Dia sangat baik sehingga banyak yang senang datang ke restorannya. Satu hal yang perlu dicatat, dia satu-satunya penderita Down Syndrome di AS yang memiliki restoran. Dan Tim Harris telah mengumumkan akan segera menutup restorannya. Tentu saja banyak yang kaget sekaligus terharu mendengar alasan Tim menutup bisnisnya itu. Mau tahu alasannya?

Karena Tim telah menemukan belahan jiwa. Sekarang dia berencana untuk mengubah seluruh hidupnya dan pergi menemui cintanya.

Tim berjumpa dengan seorang perempuan di sebuah pertemuan Down Syndrome. Ia kepincut dan jatuh hati. Nama gadis itu Tiffany Johnson, yang juga penderita Down Syndrome. Tiffany tinggal di Denver, Canada.

Tim & Tiffany


Seperti dikutip dari laman Right Wing News, Tiffany juga jatuh cinta pada Tim.

“Aku rasa dia mencintai anakku, dan sebuah pilihan antara cinta dan bisnis, sama sekali bukan pilihan. Meskipun banyak yang sedih restorannya tutup, tapi mereka senang Tim telah menemukan cinta dalam hidupnya. Setelah menyatakan cinta pada Tiffany dan resmi pacaran, Harris memutuskan saatnya pindah ke Dever sehingga bisa lebih dekat dengan kekasihnya. Ia sebenarnya tak sampai hati, tapi jauh di relung kalbunya, ia tahu ia harus bersama Tiffany. Ia meratapi keputusannya itu, tapi pada saat bersamaan dia senang bersama Tiffany,” ujar Keith ayah Tim.

“Saat aku merasa sedih, kekasihku membuatku merasa lebih bahagia. Saat aku menatap ke dalam matanya, aku melihat cinta. Aku melihat suka cita. Dan aku melihat masa depan bersamanya.” ujar Tim.


Iya, deh. Semoga kalian berbahagia, ya! 


Foto: RighWing.Com

Rabu, 17 Februari 2016

Gelandangan yang Menjadi Pahlawan

Telegraph. co.uk
Seorang Perempuan gelandangan dan anjingnya telah menjadi sosok pahlawan karena menyelamatkan sebuah toko kosmetik dari kemalingan.
Toko kosmetik Lush berada di kawasan Oxford, Inggris. Seorang perempuan bernama Lottie Pauling-Chamberlain dan anjingnya, Marley, setiap malam tidur di depan toko tersebut . Pekerja toko tidak pernah memarahinya dan mereka pun sudah saling kenal. Mereka sering menyebutnya dengan nama Lottie.
Rabu lalu jam empat pagi, Lottie terbangun melihat seorang pria keluar dari toko dan mencegatnya. Pria itu menenteng sebuah laptop dan kosmetik berupa sabun premium senilai $1,500 atau sekitar 20 juta rupiah. Sebelumnya Lottie sudah curiga  dan mendekatinya sembari mengajukan pertanyaan jebakan, apakah pria itu sedang menunggu  Kepala Toko yang bernama Ben. Pria itu menjawab, ia memang sedang menunggu Ben. Lottie makin curiga karena tidak ada ada karyawan toko bernama Ben. Karena itulah ia langsung mencegat pria itu saat keluar. Maling tersebut menyerahkan laptop dan barang curiannya kepada Lottie karena ketakutan melihat anjingnya yang menggeram.
Keesokan pagi, saat toko menyadari kemalingan dan mereka sedang menghitung kerugian, Lottie pun datang membawa semua barang yang sempat dicuri. Tentu saja mereka kaget ketika Lottie menjelaskan semuanya.
Karena berterima kasih, Manajer toko mengadakan kegiatan pengumpulan dana di media sosial. Banyak yang bersimpati kepada Lottie dan anjingnya. Dalam dua hari telah terkumpul uang sebesar 11 ribu dolar dari ratusan orang donatur yang bersimpati untuk membelikan Lottie sebuah mobil Trailer untuk tempat tinggal. Lottie pun tidak menyangka akan sambutan masyarakat yang antusias. Ia pun berencana kelebihan uang yang didapat, akan digunakan membantu para gelandangan lainnya.

“kami satu-satunya toko di Oxford yang tidak bisa dikencingi orang bila toko tutup karena ada yang menjaga kami,” ujar Rachel Ross, Trainee Manager di toko itu seperti dikutip dari  Telegraph.